Pendakian Gunung Prau via Kalilembu; berjalan diantara hujan

October 12, 2022

Jam dua pagi dan aku masih terjaga, eh sampai Kalilembu maksudnya. Gunung Prau, bersama tim kakak kelas is back. Kami berangkat ditengah cuaca yang tidak menentu. Jumat 7 Oktober 2022, jam 8 malam kami berangkat dari daerah Biru Gamping Sleman Yogyakarta. Mbak Winda, driver tangguh pp Jogja - Dieng 💪🏼 membawa kami sampai basecamp Kalilembu pukul 01.00 dini hari. Suasana basecamp cukup ramai, ada sekelompok pendaki yang akan berangkat pagi itu dan ada juga yang menginap untuk mendaki esok harinya.

free wallpaper
Melawan ngantuk, kami mulai berjalan dari basecamp pukul 02.00 pagi. Kami memilih jalur Kalilembu ini karena iseng, wong belum pernah kesini 😆 keluar dari basecamp kami berjalan diantara pemukiman warga yang mungkin sedang terlelap, dih sok tau bisa jadi kan ada yang sholat malam 🙏🏼 Pertama-tama jalan aspal mulus dan cukup menanjak kemudian kami sampai di jembatan dengan lampu warna-warni. Pagi itu mendung, awan aku kudanan, sore mbok larani bengi tak tangisi 😩 skip. Sekitar 15 menit berjalan kami sampai di pertigaan, kiri menanjak adalah jalur pendakian sedangkan kanan arah makam. Kami mengambil arah kiri yang ternyata nanjak pol wkwk jalan kecil yang sepertinya ndak cukup dilewati dengan gandengan, kapokmu 😆 keluar dari pemukiman penduduk, jalan masih terus menanjak sempit. Jalur kemudian berubah melewati ladang penduduk dengan sebagian komoditi kentang, cabai dan sayuran lainnya. Kami sampai di pintu rimba sekitar pukul 02.33.

Gerbang pendakian - Pos 1 (14 menit)

Tidak berhenti lama, kami lanjut ke pos 1 yang di peta jaraknya sama semua 😂 jalur setelah memasuki pintu rimba ini relatif landai. Kami beriringan dengan kelompok pendaki lain yang bersama kami di basecamp tadi. Sekitar pukul 02.47 kami sudah sampai di pos 1. Estimasi pendakian Gunung Prau ini sekitar 3 jam jalan santai. Kalo jalanin aja, ya ndak tau kok tanya saya 🤣

pos 1
Pos 1 - Pos 2 (1 jam)

Selepas pos 1 jalan masih cukup nyaman, kami melewati kebun carica atau pepaya gunung. Lumayan ngide nih buat beli oleh-oleh manisan carica nanti pas pulang wkwk. Saya kira jarak pos 2 tidak terlalu jauh, ternyata setengah jam berjalan belum juga nampak hilal 🫠 jalur mulai bervariasi menanjak dan mengeluh 😆 malam cukup dingin, apalagi kalo berhenti lama 🥶 satu jam lamanya menyusuri belantara, asek. Kami sampai di pos 2 bukit pandang. Sementara memandang perbukitan prau dulu, memandangmu nanti kalo bertemu, eh pie.

pos 2
Pos 2 - Pos 3 (42 menit)

Jalur yang paling punk nih 🤘🏼 punk never die ☠️ selepas pos 2 jalur menurun, tapi biasanya setelah turunan seperti ini nanjaknya minta ampun. Dan benar dong 😂 tangga setinggi lutut siap menyambut kami yang tergopoh-gopoh. Gerimis juga mulai datang, langite peteng udane soyo deres klebus tekan atiku 😭 kami berjalan diantara dingin dan ingin, ingin pulang 😂 Rintik hujan mulai deras, beruntung kami berada dibawah vegetasi yang cukup rapat, ya walaupun kalo kena hujan ademe tenan ora editan 😂 tanah yang kami pijak juga menjadi cukup licin. Lebih dari setengah jam berjalan kami sampai di pertigaan jalur Dwarawati Dieng dan jalur Kalilembu. Tak jauh dari situ, munculah tanda pos 3 dan tanah lapang yang cukup untuk mendirikan lebih dari 10 tenda.

pos 3
Pos 3 - Puncak (28 menit)

Tidak lama berhenti, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Prau. Jalur sudah wenak karena banyak landainya bahkan sesekali turunan. Kami diselip oleh 3 orang mas-mas yang tektok. Vegetasi sudah hampir seluruhnya terbuka, kami berjalan melipir; dari sisi kanan terlihat perbukitan prau dan pemukiman penduduk. Sementara disisi kiri matahari terbit malu-malu diantara mendung. Hampir setengah jam berjalan, kami sampai di zona signal. Oke yang ingin menghubungi orang tersayang silahkan, ldr bisa apa 😆 tidak jauh dari zona signal, puncak prau dengan sunrisenya yang belum selesai menyambut kami dengan hangat. Yeeeaaay! 😶‍🌫️ Dari sini terlihat area camp yang berbukit-bukit seperti sabana teletubbies. Aku menjadi poo, kamu dipsy. Fiks 🤝🏻 Setelah berfoto-foto, kami turun ke area camp untuk mendirikan tenda dan beristirahat. Biarpun camp rasa tektok, tapi ngantuk bwos, berat seperti diganduli godzilla 🦍

dilarang camp di puncak 
Terbangun jam 09.00 pagi, kami masak soto dalam bentuk mie instan dan minum susu cokelat. Hmmm mantap. Selanjutnya kami berjalan-jalan gemas di area camp telaga wurung ditemani hamparan bunga daisy. Banyak juga pendaki dari jalur lain seperti patak banteng yang berlalu-lalang menuju puncak. Camp telaga wurung ini super luas, cukup untuk satu kelurahan 🙏🏼😂

pemandangan
Setelah puas menikmati bukit teletubbies, kami kembali ke area camp dan bersiap-siap turun. Kami membereskan tenda yang tadi kami sewa di basecamp dan peralatan lainnya. Sekitar jam 12 siang, kami mulai berjalan, tidak lupa mampir kembali di puncak untuk foto-foto wkwk. Perjalanan turun lumayan lancar, cuaca cukup cerah dan belum turun hujan 😆 pukul 14.00 kami sampai kembali di basecamp, tidak lama setelah itu hujan cukup deras menerpa Kalilembu. Huft, syukurlah hampir tidak kehujanan sama sekali. Ndak kebayang jalur seperti itu kalo hujan, apalagi cuma pakai sepatu lari 🥴 sampai jumpa lagi nanti untuk meneruskan petualangan ini 😻 lope sekebon carica.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe