Tektok Gunung Prau via Dwarawati

October 27, 2023

Kita coba semua nih jalur Prau wkw, solo hiking is something. Minggu 22 Oktober 2023 setelah turun dari Bismo, saya melanjutkan tektok ke Gunung Prau via Dwarawati. Jalur yang belum pernah saya ulas sebelumnya walaupun nanti di pos 2 ketemu juga sama jalur Dieng yang sudah beberapa kali lewat sana. Karena agak sulit mencari maps basecamp dwarawati, jadi saya menghubungi pihak basecamp untuk minta shareloc. Ni kalian ku kasih koordinatnya langsung biar ga bingung https://maps.app.goo.gl/jM61tREQ2iscKZBg7 basecamp dwarawati ini terletak di Dieng Kulon Banjarnegara. Wew udah lewat berapa kabupaten aja nih seharian. Tidak jauh dari kilometer 0 Dieng, yang biasa anak-anak motor foto disana tuh, ada pertigaan sekaligus plang arah basecamp. Jalurnya melewati pemukiman penduduk kemudian ladang yang cukup menanjak. Jadi pastikan motor waras 👽

Emang bolee seteduh itu?

Jam 13.30 kesiangan banget, saya sampai basecamp dan langsung registrasi. Fasilitas disini cukup lengkap ada beberapa toilet bersih dan mushola. Basecamp juga sangat lucu seperti rumah hobbit 😭 Biaya registrasi per Oktober 2023 Rp. 30.000 dan parkir motor Rp. 10.000, sama dengan semua basecamp Prau yang ada. Sekitar 10 menit kemudian saya mulai pendakian  pada jam 13.40🚶🏻‍♀️

Basecamp - Pos 1 (14 menit)

Jalur awal dwarawati full dengan anak tangga, ada sedikit jalur bebatuan makadam yang masih tersisa. Kita melipir melewati sisi barat gunung prau, di sebelah kiri terdapat jurang yang cukup dalam beserta view dataran tinggi Dieng. Jalur setelahnya didominasi landai sampai menjelang pos 1. Vegetasi hutan tidak terlalu rapat, yaaa 11:12 sama jalur Dieng lah tapi mungkin karena hari ini cukup panas jadi sinar matahari menembus pepohonan secara utuh. Sekitar jam 2 siang saya sampai di pos 1. Tidak berhenti lama, lanjut ke pos 2 yang nanti akan bertemu jalur Dieng. Ga ada barengan naik btw 😭. Lah bukannya udah biasa?

Pos 1 paw 🐾

Setelah merasa cukup nyaman dengan feeling landai jalur menuju pos 1, ternyata jalur menuju pos 2 disambut dengan tanjakan yang sedikit curam 🤣 lah nyaman diawal doang makin kesini juga berjuang. cuaaaaks tapi ini bukan tentang jalur, lur. 

Pos 1 - Pos 2 (20 menit)

Tinggi-tinggi sih anak tangganya 🥹 beberapa ada yang dibatasi dengan kayu, benar-benar kayu glondong utuh yang dipotong persegi panjang. Duh, ini kalo hujan licin (sekitar satu jam sebelum hujan turun). Di peta mendekati pos 2 jalurnya lebih ke zig-zag sih, dan zig-zagnya nanjak terus 🤣 karena tenaga sudah dibagi dengan pendakian bismo tadi, jadi plan B plan-plan ka hayati 🦥. Saya sama sekali tidak bertemu satu orang pun saat naik 🤣 ni pada kemana ya masyarakat. Jangan bilang ikut kampanye. Setelah cukup engap dengan tanjakan tadi, jam 14.21 saya sampai di pos 2. Pos yang sangat familiar 🤣 tapi lagi-lagi, sepi. Emang bowleee Prau sesepi ini 🍃

spt biasanya

Pos 2 - Pos 3 (21 menit)

Nah kalo menuju pos 3 ini kan sudah bertemu di jalur Dieng dan sudah ada literasinya, jadi saya tidak menceritakan jalurnya seperti apa ya fes. Garis besar perjalanan ini saja dan hal unik yang saya temukan. Padahal ga nemu apa-apa 😭. Cuaca Prau siang ini mulai mendung, melewati akar cinta dan jalur tower, langit mulai temaram cosplay prank bulan lalu. Nikita harus segera sampai puncak, masalah lanjut ke sabana atau tidak urusan nanti wkw. Sekitar jam 14.42 saya sampai pos 3.

biasanya rame 😭

Pos 3 - Puncak (16 menit)

Lanjut ke puncak, kita sat-set aja soalnya takut kemaleman. Menuju puncak prau 2590 jalur masih sama banyak landainya sekaligus banyak breaknya wkw. Lagi-lagi saya tidak bertemu siapapun disini. Prau milikku sendiri! Haha. Mendekati puncak cuaca kembali mendung pekat, waduh ngalamat hujan ini. Seperti biasa cuaca di musim kemarau yang gampang berubah, dari panas nyleket tiba-tiba mendung bahkan hujan. Untungnya saya selalu membawa jas hujan di musim apapun, mau sepanas apapun mau mataharinya kayak kotamu yang 14 pcs juga tetep prepare mantrol indomaret kesayangan kita semua 😭 jam 14.58 finally saya sampai puncak. Tidak lama menginjakkan kaki disini, hujan cukup deras tiba-tiba turun. Saya memakai jas hujan dan berbalik arah untuk turun. Tidak lanjut ke sabana teman-teman, sudah hapal kan cantiknya sabana prau di perjalanan sebelumnya? 🥹

detik-detik 🌧️

Setelah cukup memfoto diri dan plakat, saya turun agak cepat. Sebab mie ongklok menunggu 🤤 hujan terus mengguyur sampai sekitar pos 1. Saya tidak pernah sebahagia ini saat hujan turun 🥹 melihat keringnya sabana prau tidak tega rasanya membiarkan rumputnya menghitam. Hujan adalah kunci supaya prau cepat menghijau kembali, diiringi tumbuhnya bunga daisy yang seharusnya di awal musim penghujan ini bermekaran. Prau juga sempat ditutup kemarin pada bulan September. Antisipasi yang bagus menurut saya, lebih baik menahan diri untuk tidak mendaki daripada membiarkan hal yang tidak diinginkan terjadi. Waduh, serius amat mbaaa 😶‍🌫️ btw jarak dari basecamp dwarawati menuju puncak prau sekitar 2,7 kilometer. Selisih kurang lebih 500 meter dengan jalur Dieng.

Sekitar jam 15.40 saya sampai kembali di basecamp dan hujan sudah reda. Saya bertemu beberapa runner dan pendaki konvensional yang baru akan naik sekitar 3 rombongan. Membaca timeline sosial media ternyata candi arjuna yang berada di komplek Dataran Tinggi Dieng turun hujan es, relate berarti kalau prau sehujan ini barusan. Setelah istirahat sebentar saya on the way pulang ke Jogja, tidak lupa mampir makan dulu 🤤 dadah teman-teman, see u again!

hujan yg kita rindukan

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe