Pendakian Gunung Rinjani (7 hari untuk Rinjani)

July 04, 2017

Selamat hari raya idul fitri 1438 H, mohon maaf lahir dan batin :)
kesempatan kali ini saya akan mempersembahkan catatan pendakian Gunung Rinjani.
Gunung Rinjani, salah satu tempat terindah di Indonesia yang terletak di Lombok kepulauan Nusa Tenggara Barat yang memiliki ketinggian 3726 Mdpl sekaligus menjadi gunung tertinggi ketiga di Indonesia setelah Carstenz di Papua dan Kerinci di Sumatera.
Akses menuju gunung Rinjani bisa ditempuh via darat laut dan udara.
Kali ini saya bersama 4 rekan dari Jogja yaitu Yulio, David, Anam, Fauzi. Kami berangkat pada tanggal 26 Juni 2017 dan masih suasana lebaran, oke selengkapnya dibawah ini..

Day 1
Senin, 26 Juni 2017
Kami berangkat dari Yogyakarta tepatnya dari stasiun Lempuyangan menuju stasiun Banyuwangi Baru dengan menggunakan the only one train "Sritanjung" pada pukul 07.00 WIB sampai Banyuwangi pukul 21.00 WIB. Kami melanjutkan berjalan kaki keluar dari stasiun menuju Pelabuhan Ketapang sambil mencari makan malam yang banyak dijumpai di jalan arah pelabuhan. Tips untuk menuju pelabuhan ketapang cukup berjalan kaki karena jaraknya dekat dengan stasiun, kurang dari 10 menit kita akan sampai di Ketapang.
Sekitar pukul 23.00 WIB kami mulai naik kapal Ferry menuju pelabuhan Gilimanuk Bali dengan tarif Rp. 6.500 saja. Perjalanan ditempuh singkat kurang lebih 45 menit. Pukul 00.45 WITA kami sampai di pelabuhan Gilimanuk.

Day 2
Selasa, 27 Juni 2017
Dari pelabuhan Gilimanuk kita menuju terminal Gilimanuk, akan ada beberapa bus yang mangkal disana. Kami menggunakan bus BAHAGIA yang setiap jam 01.00 WITA berangkat menuju Pelabuhan Padangbai Bali Timur dengan durasi 4-5 jam. Anyway bus BAHAGIA ini selalu berjalan dengan penumpang penuh, asal masih ada satu celah saja pasti diangkut wkwk
Pukul 05.00 WITA kami sampai di pelabuhan Padangbai Bali, kami mampir ke masjid sebelum menyeberang ke Lombok.
Kami segera membeli tiket kapal menuju pelabuhan Lembar, harga tiket Juni 2017 Rp. 46.000. Perjalanan dimulai pukul 06.30 WITA dan sampai di pelabuhan Lembar pukul 11.00 WITA. Sepanjang jalan di laut banyak pemandangan pulau Lombok yang indah.
Keluar dari pelabuhan, kami menyewa travel untuk menuju Sembalun sekaligus mampir pasar aikmel untuk membeli logistik dan keperluan lainnya.
Selesai makan siang dan lain-lain, kami melanjutkan perjalanan menuju Sembalun. Untuk menuju Desa Sembalun, kita memasuki Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan jalan yang cukup berkelok-kelok dan berada di ketinggian. Kami sampai di basecamp pukul 16.00 WITA namun sayang sekali registrasi kali ini sudah ditutup dan baru dibuka lagi esok hari.
Di Sembalun, pendaki bisa menyewa home stay dengan tarif Rp. 150.000/3 orang atau bisa juga menginap di gasebo yang terletak di luar kantor registrasi. Di sekitar basecamp ada beberapa masjid yang cukup megah, tidak dipungkiri jika Lombok disebut sebagai kota seribu masjid. Kita bisa dengan mudah menemukan masjid yang besar disini.

Day 3
Rabu, 28 Juni 2017
Gerbang Pendakian Sembalun
Pagi pagi kami bersiap mengakhiri packing dan mengantri registrasi. Pukul 07.00 WITA registrasi sudah di buka dan kami bagi tugas mencari makanan serta pendaftaran. Kita juga harus mengisi form jenis sampah dan membawa trashbag untuk dicek kembali saat selesai pendakian. Biaya pendakian gunung Rinjani Rp. 5.000/hari + asuransi 10.000. Karena kami akan mendaki selama 3 hari 2 malam jadi tarif pendakian per orang adalah Rp. 25.000. Pukul 08.30 kami berangkat menuju gerbang pendakian Sembalun menggunakan mobil terbuka dengan harga Rp. 150.000, lumayan menghemat tenaga karena jarak dari basecamp ke gerbang pendakian cukup jauh.

Gerbang Pendakian - Pos 1
Setelah sempat foto foto di gerbang pendakian, kami memulai perjalanan pada pukul 09.00 WITA. Jalur mula-mula menurun dengan kontur bebatuan lalu berbelok dan mulai terlihat sabana sabana Rinjani yang sangat luas.

Sabana Sembalun
Menuju pos 1 medan terbuka menyambut kami, sepanjang jalan tidak berhenti saya kagum pada bumi pertiwi ini. Jalur masih cukup landai terkadang dikombinasi bebatuan yang tidak terlalu terjal. Kami butuh waktu sekitar 1,5 jam menuju pos 1. Pos ini ditandai dengan shelter diantara sabana. Meski tidak terlalu luas, tapi bisa digunakan untuk berteduh dari teriknya matahari.

Pos 1 - Pos 2
Setelah break sekitar 10 menit kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2, kami terbagi menjadi 2 kubu. Anam dan Fauzi berjalan duluan sementara saya, Yulio, dan David belakangan. Jalur yang kami lalui masih sama berupa padang sabana. Saat siang menuju sore terkadang cuaca mulai berkabut, namun kemudian hilang dan padang sabana kembali terlihat menguning diiringi sinar matahari sepanjang jalan. Menuju pos 2 kita melewati beberapa jembatan. Sampai sekitar 1,5 jam kemudian kami sampai di pos 2. Disini sudah banyak pendaki mancanegara yang menggelar makan siang bersama porter mereka. Wih hampir seperti caffe di tengah sabana! 😄
Di pos 2 ini ada pondok kecil dan sedikit area datar untuk beristirahat. Tidak lama kemudian kami segera melanjutkan perjalanan meski aroma masakan para porter menggoda untuk tinggal, hiks.

Pos 2
Pos 2 - Pos 3
Menuju pos 3 jalur mulai berubah yang tadinya cukup santai menjadi terjal, bebatuan mulai kami temui dimana-mana dengan kemiringan jalur yang lumayan syahdu. Kali ini kami memang kejar target day 1 menuju plawangan sembalun, karena kami cuma punya durasi pendakian selama 3 hari 2 malam, huhu.
Kami terus berjalan sambil sesekali mempersilahkan rombongan pendaki lain untuk mendahului kami, dengan medan yang terbuka seperti sembalun ini memang kita akan lebih banyak membutuhkan minum daripada saat trekking di dalam hutan. Tapi jangan khawatir, ada beberapa spot dimana terdapat mata air seperti pos 2 sembalun, plawangan sembalun, dan mata air segara anak.
Pukul 14.00 WITA kami sampai di pos 3 sembalun. Pos 3 ini ditandai dengan beberapa shelter dan aliran sungai kering yang berupa pasir hitam dengan kontur landai yang bisa digunakan untuk istirahat.
Kami segera makan siang, setelah agak lama break, pukul 15.00 WITA kami melanjutkan perjalanan.

Jalur Sabana
Pos 3 - Plawangan Sembalun
Untuk menuju plawangan sembalun dari pos 3 diperkirakan memakan waktu 4 jam jalan santai. Kita akan melewati 7 bukit legendaris Rinjani yaitu bukit penyesalan. Entah berapa bukit yang jelas banyak dan saya tidak menghitung jumlahnya wkwk. Medan masih terus terbuka dan menanjak tanpa kepastian -azg-
Dari sini mulai terlihat sabana Rinjani yang kami lewati nan jauh disana. Setelah beberapa saat berjalan kita akan menemui shelter yang mirip seperti pos dan para pendaki terkadang menandai shelter ini sebagai pos 4. Areanya cukup landai dan cocok untuk break. Kami terus melanjutkan perjalanan sambil melintasi bukit-bukit yang seperti tidak ada habisnya. Sore pun menjelang, siluet matahari yang memberi warna oranye pada kumpulan awan kian jelas, dan kami masih harus melewati beberapa bukit lagi. Dari bukit penyesalan ini terlihat jalur menuju puncak yang sangat panjang, dan perbukitan di kaki gunung rinjani yang indah.
Tidak ada kata menyesal sampai disini. hehe 😇
Musim kemarau yang datang membuat tanah yang kami pijak kadang berdebu apabila dilewati. Jadi, sedia masker / buff yaa.

Bukit Penyesalan
Setelah kesabaran akan ada hasil, ya.. pukul 18.30 WITA kami sampai di plawangan sembalun. Cuaca dingin mulai menyergap dan kami segera membangun tenda. Kali ini, plawangan sembalun sangat ramai. Sepanjang jalan di plawangan diisi oleh warna warni tenda pendaki lokal maupun mancanegara.
Kami lekas memasak dan beristirahat untuk persiapan summit esok hari.

Day 4
Kamis, 29 Juni 2017
Suara alarm membangunkan kami pada pukul 02.00 WITA dan sudah ramai di luar tenda suara pendaki yang berjalan ke arah puncak. Meski rasa capek dan ngantuk belum hilang, kami segera mempersiapkan diri dan bekal untuk summit. Cuaca saat itu sangat cerah dengan taburan milkyway dan warna warni tenda pendaki membuat view Rinjani menjadi sempurna.
Pukul 03.00 WITA kami memulai perjalanan. Untuk menuju puncak Rinjani, kita harus melewati 1 bukit dengan trek yang cukup vertikal kemudian jalur mengarah ke kiri dengan sangat panjang, dan dilanjutkan arah puncak dengan bebatuan dan pasir. Senter para pendaki sudah mulai terlihat berbaris dari bawah plawangan sampai hampir puncak. FYI, jangan lupa gunakan gaiter agar pasir maupun kerikil tidak masuk ke dalam sepatu.

Sunrise
Menuju Puncak Rinjani
Karena banyaknya pendaki, jalur menuju puncak menjadi cukup macet dengan antrian pendaki. Meninggalkan plawangan, kontur tanah adalah pasir halus. Kemudian berganti kerikil kecil dan menuju puncak menjadi pasir bercampur kerikil yang mudah membuat kaki terperosot. Kami terus berjalan meski sering terpisah. Dari sini kita sudah bisa melihat view danau segara anak, pulau Lombok dan lautnya yang menakjubkan. Ada juga beberapa tanaman edelweiss yang tumbuh sepanjang jalan menuju puncak.
Matahari mulai menampakkan sinarnya, tapi kaki ini belum juga sampai ke puncak. Ada rasa capek yang tidak bisa dijelaskan, haha 😝. Ada beberapa pendaki yang turun, disinilah kesabaran diuji, karena saat turun pasti debu berterbangan dan mengganggu perjalanan pendaki yang naik. Saya akui, jalur menuju puncak ini sangat panjang. Benar kata pepatah, dekat di mata jauh di kaki wkwk.
Sepanjang jalan di sebelah kanan kita akan disuguhi pemandangan segara anak melulu dan sebelah kiri ada sabana Rinjani nan jauh yang kami lewati kemarin. Sungguh perpaduan view yang pas!
Setelah sekitar 4 jam berjalan, melewati letter E, letter S, langkah kaki bule yang panjang-panjang, akhirnya kami sampai di PUNCAK RINJANI. Betapa saya bersyukur pagi itu. Setelah perjalanan yang kami tempuh melawan rasa kantuk dan dingin. 07.30 WITA, puncak Rinjani 3726 Mdpl. Kami menikmati view puncak seluas-luasnya. Banyak juga pendaki yang hilir mudik sampai maupun turun. Dari sini kita bisa melihat danau segara anak beserta gunung baru jari, view pulau Lombok bahkan gunung Agung nan jauh di pulau Dewata sana.

Puncak Rinjani
Puncak Rinjani
Pukul 09.00 setelah puas menikmati pemandangan puncak Rinjani, kami turun ke camp plawangan. Hati-hati saat turun apalagi ketika matahari terik, karena pasir akan terbang kesana kemari. Sepanjang jalan turun pun kita akan menikmati view yang sama yang membuat kami tiada henti kagum pada Gunung Rinjani.
Sekitar pukul 11.00 kami sampai plawangan dan di sambut monyet-monyet lucu yang jinak dan sangat banyak jumlahnya disekitar tenda kami.

Plawangan Sembalun - Danau Segara Anak
Setelah beristirahat dan makan siang, kami bersiap siap turun ke danau segara anak. Meskipun molor dari waktu yang kami tetapkan. Kami turun pukul 16.00 WITA. Sebenarnya direkomendasikan untuk turun lebih awal karena jalur menuju segara anak terjal. Dan benar saja, satu jam berjalan, kami terutama saya hampir selalu merangkak menuruni plawangan. Karena bebatuan yang sangat curam. Jadi bahaya kalau sampai berlari disini (kecuali sudah expert 😅). Dari plawangan sembalun kita akan menemui beberapa bukit dan beberapa jembatan. Hari mulai gelap dan matahari berganti siklusnya, kami masih setengah jalan menuju danau segara anak. Tidak dipungkiri, malam hari menjadikan kami lebih waspada karena suasana yang gelap dan suhu yang lebih dingin.

Menuju Segara Anak
Kami masih terus berjalan. Setelah trek batu batu tadi, kami melewati beberapa bukit dan jalur yang relatif lebih mudah. And finally, pukul 19.30 WITA kami sampai di danau segara anak dan surprise! Hampir semua lokasi penuh oleh tenda pendaki. Kami sempat kesulitan mendapatkan tempat camp disini. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya kami mendapat bantuan dari Mas Dimas, guide MDPL Jogja yang memberikan referensi tempat di sebelah tenda mereka. Malam itu danau segara anak tidak sedingin sikapmu saat musim kemarau. Kami segera mendirikan tenda, memasak, dan beristirahat.

Day 5
Jumat, 30 Juni 2017
Hari ketiga di Gunung Rinjani, hari terakhir. Sebenarnya belum cukup puas menikmati pemandangan disini. Segara anak yang tenang, tapi yasudahlah ~
Danau Segara Anak
Mata Air
Lagi lagi kami kesiangan, rencana awal turun pukul 07.00 WITA realisasinya kami turun pukul 10.30 WITA. Huft. Sebelum turun kami menyempatkan mengambil air di sumber air danau segara anak, jaraknya sekitar 10 menit berjalan. Ada juga tempat pemandian air panas seperti Aik Kalak, tapi harus hati-hati saat disini, sebaiknya jangan sendiri dan jangan diatas jam 5 sore, serta gunakan jasa guide / pemandu. Karena beberapa tahun belakangan ini Aik Kalak hot springs menenggelamkan beberapa orang dan salah satunya partner saya pada bulan April lalu 😢
Oke skip, sudahi sedihmu. Setelah mengisi cukup air kami bergegas memulai perjalanan turun. Mula-mula kami melipir melewati danau segara anak kemudian naik menuju bukit plawangan senaru. Oh Tuhan, cobaan apa lagi ini ~
Jalan awal bebatuan yang masih wajar dan melewati hutan tropis yang tidak terlalu rapat. Trek hutan seperti ini memang membuat hemat minum, berbeda dengan jalur sabana. Sebenarnya kami merekomendasikan untuk turun ke Senaru sepagi mungkin, agar tidak kemalaman sampai pintu gerbang Senaru. Karena perjalanan menuju Senaru sangat panjang, di mulai dari danau segara anak dengan ketinggian sekitar 2000 mdpl kita harus naik ke Plawangan Senaru dengan ketinggian 2641 mdpl dan turun menuju desa Senaru dengan ketinggian 602 mdpl. Cukup tau aja ya kan, wkwk 😆
Menuju plawangan Senaru, jalan makin menanjak. Tidak jarang muka harus bertemu lutut untuk mencapai batuan diatasnya. Karena treknya yang begitu terjal, di beberapa tanjakan ada pegangan yang terbuat dari besi meski beberapa sudah keropos.
Sepanjang jalan kita akan disuguhi view danau segara anak melulu. Tidak habis keindahannya gaes!
Sekitar 3 jam kemudian sampailah kami di Plawangan Senaru setelah melewati jalur yang membuat mental bergidik. Plawangan Senaru ini tidak terlalu luas, ada tower dan shelter disini. Dari sini, terlihat danau segara anak dan gunung baru jari. Kami sempatkan membuat pudding dan beristirahat.
Pukul 15.00 WITA kami melanjutkan perjalanan turun, medan yang kami turuni cukup curam terdiri dari kerikil dan pasir halus yang membuat pendaki rawan terpeleset. Saya kagum pada bapak bapak porter Rinjani, yang sepertinya punya nafas rangkap. Nggak ada capeknya! haha 😂
Kami berjalan pelan-pelan mengantisipasi agar tidak jatuh. Jalur yang licin seperti ini kami lewati sampai menjelang pos 3 Senaru. Sampai di pos 3 kami break sebentar dan segera melanjutkan perjalanan. Trek selepas pos 3 kebawah adalah hutan yang cukup rapat dengan kontur tanah padat dan kita akan menemui akar pohon di sepanjang jalur.
Jalur Senaru ini berbeda 180 derajat dengan sembalun yang langsung sabana. Disini yang kita jumpai hanya hutan lembab yang sinar matahari hampir tidak menembus celah pepohonannya.
Pukul 18.00 kami sampai di pos 2. Kami tidak berlama lama disini karena suasana mulai gelap. Kami melanjutkan perjalanan, tidak lama kemudian kami sampai di pos extra, pos extra adalah pertengahan antara pos 1 dengan pos 2 dengan ketinggian 1165 mdpl. Dimana di pos ini terdapat shelter. Kami lanjut dan ditengah jalan menuju pos 1 hujan turun, awalnya hujan tidak masuk menyentuh kami karena terhalang pepohonan yang lebat, semakin kebawah kami mulai merasakan rintiknya yang makin deras. Kami tetap melanjutkan perjalanan dengan senter. Kami berjalan hati-hati karena tanah yang basah menjadi cukup licin untuk dipijak. Cahaya langit malam pun hampir tidak menembus lebatnya hutan senaru ini.
Hujan masih mengguyur sampai kami tiba di pos 1 sekitar pukul 19.45 WITA. Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak menunggu hujan reda. Ada juga beberapa pendaki yang berteduh disini.
Setelah cukup lama menunggu, pukul 20.30 WITA hujan mulai reda dan kami melanjutkan perjalanan menuju pintu gerbang pendakian Senaru. Kami berjalan pelan beriringan. Usahakan jangan terpisah dari rombongan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Jalur terus menurun namun tidak curam dan tidak ada percabangan. Kami fokus saja pada jalur kedepan dan finally, 30 menit kemudian pukul 21.00 WITA kami mulai melihat cahaya lampu dan orang-orang cukup ramai. Yheaaa! kami sampai di gerbang senaru. Saya seraya mengucapkan puji syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan kepada kami. Lega sudah rasanya menyelesaikan perjalanan ini dengan selamat. Setelah sampai di Pintu Senaru, sampah yang kami bawa di laporkan kepada pihak TNGR dan form jenis sampah di tanda tangani oleh petugas. Kami beristirahat cukup lama. Di pintu senaru terdapat satu warung yang menjual berbagai jenis minuman, makanan, dan semangka. Cukup mengobati rasa lapar dan dahaga setelah seharian turun.

Pintu Gerbang Senaru
Pukul 22.00 kami berjalan kembali menuju kawasan rumah adat Senaru untuk menemui travel yang menjemput kami. 30 menit berjalan kami menemukan toko oleh-oleh khas Rinjani yang menyediakan berbagai macam gift seperti tas, kaos, tenun, dan aksesoris lain yang cukup lengkap. Di sebelahnya juga ada warung makan seperti bakso, mie, dan sebagainya.
Kami segera melanjutkan perjalanan dengan travel menuju Mataram untuk mengisi perut yang keroncongan sedari tadi. Sepanjang jalan menuruni desa Senaru, banyak disediakan home stay untuk para pendaki.
Setelah makan malam di Mataram, kami bergegas menuju pelabuhan Lembar untuk membersihkan diri dan menyeberang menggunakan kapal.

Day 6
Sabtu, 1 Juli 2017
Pukul 04.00 WITA kapal dari pelabuhan Lembar yang kami tumpangi berangkat menuju pelabuhan Padangbai di Bali. Sepertinya kami cukup lelah sehingga rasanya baru saja naik tapi sudah sampai di Padangbai.
Sekitar pukul 07.00 WITA kami sampai di Bali. Dan calo berdatangan membujuk kami agar naik angkutan mereka. Dan ya, kami kena bujuk hmmm 😑. Kami mendapat harga travel dari Padangbai sampai ke terminal Ubung Rp. 60.000 / orang. Kami sempat mampir ke toko oleh-oleh Krisna sekedar membeli buah tangan untuk keluarga dirumah.
Bli Agus namanya, pemilik travel yang kami tumpangi sangat ramah dan mau membantu kami mencarikan transport dari terminal Ubung ke Pelabuhan Gilimanuk.
Sampai terminal Ubung kami dikejutkan karena bertemu lagi dengan bus BAHAGIA yang tidak lain adalah bus yang membawa kami ke Padangbai kemaren.
Oke fine, the adventure starts here ~
Lama sudah kami berada di bus BAHAGIA dan rasanya tidak sampai sampai di Gilimanuk 😕, saat perjalanan hampir selesai, bus yang kami tumpangi mogok dan kami terpaksa dialihkan ke bus yang lebih kecil.
Hingga pukul 14.00 WITA akhirnya sampailah kami di terminal Gilimanuk, kami mencari makan siang di sekitar pelabuhan.
18.00 WITA, kami berangkat menyeberang menggunakan kapal ferry menuju Pelabuhan Ketapang. Cukup 48 menit saja mengarungi laut kami sampai di Banyuwangi. Sesampainya di Ketapang, kami mencari makan malam sambil beristirahat. Setelah selesai, kami menuju stasiun Banyuwangi Baru dengan berjalan kaki.

Day 7
Minggu, 2 Juli 2017
Dini hari pukul 01.00 Pak Polisi di Banyuwangi membangunkan teman saya, beliau memberitahu bahwa sebagian dari kami harus ada yang berjaga karena di stasiun Banyuwangi Baru rawan terjadi kejahatan saat malam hari. Kami lalu bergantian berjaga sampai pagi hari. Dan subuh menjelang kami menuju masjid serta mencari sarapan di sekitar stasiun.
Pukul 06.30 WIB kereta Sritanjung yang kami tumpangi berangkat dan perjalanan dimulai sampai pukul 20.00 WIB kami sampai kembali di stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Alhamdulillah.
7 hari untuk Rinjani selesai...



*****Berikut rincian biaya transportasi yang kami tempuh, semoga bermanfaat 😀*****
Kereta Sritanjung PP Lempuyangan - Banyuwangi Baru @Rp. 94.000   = Rp. 188.000
Kapal Ferry PP pelabuhan Ketapang - Gilimanuk @Rp. 6.500                     = Rp.   13.000
Bus Bahagia Terminal Gilimanuk - Pelabuhan Padangbai Bali                     = Rp.   60.000
Kapal Ferry PP Pelabuhan Padangbai - Lembar @Rp. 46.000                     = Rp.   92.000
Travel PP Lembar - Sembalun - Senaru - Lembar                                                 = Rp. 230.000
Travel Pelabuhan Padangbai - Terminal Ubung Denpasar                             = Rp.   60.000
Bus Bahagia Terminal Ubung - Gilimanuk                                                               = Rp.   40.000
Total Biaya Transport -------------------------------------------------------------------Rp. 683.000

Noted :
1. Harga travel di Lombok tergantung negosiasi
2. Usahakan membeli tiket kapal di loket resmi
3. Bus dari Padangbai ke Gilimanuk berangkat sekitar jam 7 pagi
4. Bus dari Gilimanuk ke Padangbai berangkat sekitar jam 1 dini hari

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe