Bakti untuk Merbabu

February 02, 2020

Bakti untuk Merbabu
Sayang kau terbang terlalu tinggi sampai lupa kepakan sayapmu juga butuh berhenti, itulah kiranya kata-kata yang cukup menggambarkan intensitas alam yang dijamah manusia beberapa tahun belakangan ini. Banyaknya pendaki dari anak-anak sampai orang tua membuat siapa saja bisa menjelajahi gunung, dengan semakin komersilnya sebuah pendakian, yang terkadang melupakan apa saja yang perlu disiapkan untuk menapaki belantara ini. Lalu apa saja yang bisa kita lakukan pada hutan kecuali meninggalkan jejak dan kencing? Kadang pikiran itu muncul tapi aku tidak tau harus berbuat apa untuk semesta yang ku cintai, kalian ketika mencintai seseorang pasti akan menjaganya sedemikian rupa kan? Aku pun, pohon rambutan didepan rumahku ditebang sedikit saja aku jadi galau seharian, sedih, mau berteduh dimana kuntilanak kalo kehujanan dihalaman rumah? wkwk candaan ghaib.
Selamat datang
Tanggal cantik 02-02-2020 Balai Taman Nasional Gunung Merbabu mengadakan acara "nandur" atau menanam 4000 bibit pohon di lereng Merbabu tepatnya wisata alam Grenden. Yha grenden yang pada tahun 2016 pernah menjadi salah satu jalur pendakian Merbabu namun sekarang sudah ditutup karena ijin pemerintah lebih mengunggulkan wisata alam saja daripada jalur pendakiannya, kalau kalian ingin nostalgia ada loh di blog ini cerita pendakian Merbabu via Grenden 😂 padahal dari segi jalur ya enak, nanjak :( eh kalo turun ya bukan mendaki dong Pak!
Saya bersama tim Volcanote Indonesia yang diwakili 3 orang saja wkwk, wohoo yang lain sibuk dengan dunianya, lalu karena aku tidak bisa memberikanmu dunia, aku akan memberimu duniaku (Arga, pada film i love you from 38.000 feet) 💚 kami berangkat dari Jogja motoran lewat Ketep Pass jalan lurus terus sampai kelakuanmu baik. Dari 93 kelompok pecinta alam yang hadir, nampaknya anggota kami yang tersedikit 😆 hanya saya, Yulio, dan Hari. Sedangkan kelompok lain memakai seragam khas PA, cuma aku yang pakai jumpsuit :( gpp sih salah kostum daripada salah paham.
Mereka rescue, aku rese :(
Berdasarkan informasi panitia ada sekitar 2000 orang yang mendaftar, rame banget kayak biji wijen diatas onde-onde. Diadakannya penanaman pohon di Merbabu ini karena pasca angin puting beliung yang meluluhlantahkan kawasan Grenden, prihatin melihat pohon pinus yang kehilangan daun-daunnya, kegiatan pariwisata di Grenden pun berhenti total sejak bulan Oktober 2019. Sekarang menyisakan batang pepohonan pinus yang diselimuti coklat seperti ladang gandum kabut, tapi kesyahduannya berkurang tanpa dedaunan. Oh aku tak bisa hidup tanpa pohon dan dirimu dan dirimu (lirik lagu Vierra). Bayangkan kalo pohon tiada daun, hutan menipis apa kita mau berubah jadi ikan bernafas pakai insang? :( bayangin aja kok cukup, tapi ikan lele atau nila ya jangan mermaid! 🐟
Hutan pinus, riwayatmu kini :(
Acara penanaman dimulai pukul 08.00 dan kami on time! Sedikit berjalan nanjak di aspal menuju kawasan hutan pinus, ya lumayan gaes pemanasan. Acara diawali dengan sambutan dari orang-orang penting sepenting kamu diantaranya kepala TNGMb, bupati setempat, kepala BSDAE dan aku wkwk sebelum dimulai penanaman juga ada hiburan tari khas daerah yaitu tarian gasak. Indonesia bagus! Budaya dan alam memang dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Ada 4 macam jenis tanaman yang disediakan pada acara kali ini, tapi daku lupa namanya apa saja :( yang jelas ada palem. wkwk
Serempak Dek!
Dari ribuan peserta yang hadir dibagi menjadi beberapa pleton dan masing-masing pleton bergerak menuju blok yang sudah disediakan untuk mengambil bibit tanaman yang sudah ada dalam polybag, aku tentu saja ambil dua 😋 biar seimbang tidak cuma tangan kanan saja yang melakukan kebaikan, uwuwu! Setelah mengambil bibit kami berjalan menuju lokasi penanaman yang sudah dibuat galian-galian secara menyebar dan jaraknya cukup jauh, siapa cepat dia dapat, siapa lambat dia menggali! hahaha goks.
Cara menanam yang benar menurut petunjuk adalah lepas polybag pada tanaman lalu letakkan tanaman tersebut pada galian yang sudah disediakan, kemudian tutup galian tersebut dengan tanah secukupnya, setelah itu bacakan doa, duh. Letakkan bekas polybag diatas tajar/bambu untuk menandai bahwa galian tersebut sudah terisi tanaman. Jangan lupa beri nama tanamanmu lalu bisikkan, jangan nakal ya nak kalo sudah besar jangan jadi preman, ibu akan kesini kapan-kapan untuk menjengukmu. sosweet.
Pencitraan
Prakarya Yulio
Lokasi galian yang tersebar membuat acara nandur ini sangat seru, kadang berada di rimbunnya pepohonan, kadang harus melewati pohon tumbang dan aku nongkrong sebentar sambil bergaya gabut, bengong-bengong ayam menatap bukit-bukit merbabu, lalu berkata te amo tapi tidak ada jawaban. ya kali lu ngomong sama siapa Janaaaah! Banyak dari anggota rescue yang memakai seragam khas mereka terlihat sangat cerah diantara rerumputan, sedang aku bukan rescue tapi rese :( memakai baju abu-abu yang menyerupai kabut. Selesai menanam dan mendoakan tanamanku agar sehat selalu, rasanya dua tanaman saja kurang untuk mengisi seluruh penjuru taman nasional ini, andaikan aku punya sayap ku kan terbang jauh mengelilingi Merbabu ~ sebvah lagu. Kami berbincang-bincang membicarakan kamu seputar pendakian, ekosistem, tahu bacem, sop ayam, perkedel dan hal tidak jelas lainnya. Banyak sekali yang terlibat dalam acara ini bahkan ibu hamil, penjual mizone, dan dari segala kalangan tanpa memandang kamu dimana dengan siapa disini aku menunggumu dan bertanya siapa, dari planet mana, bapak ibumu merestuiku atau tidak 😅 yang terlihat sangat antusias, beberapa pohon yang ditanam oleh tamu undangan diberi nama dengan kertas, ya walapun pohonku tidak kuberi nama semoga nanti kamu tau dimana ibumu berada, hatchi. 🐝
Nak...
Sambil berjalan menuju lokasi titik kumpul awal melewati beberapa pohon pinus yang tumbang duh ini kalo di jalur pendakian pas naik adalah spot yang pas banget untuk rebahan! kabut masih terus menyelimuti kawasan ini, walaupun udara tidak sedingin saat pohon-pohon masih utuh 🌲
Di lokasi wisata alam disediakan air mineral dan kita diwajibkan membawa tumbler, sebagai salah satu komitmen kita untuk mengurangi sampah di alam, secara perkataan dari mulut ini kadang-kadang sudah seperti sampah, masa mau nambah lagi :( aku tentu saja langsung mengisi wadah air minumku dengan air putih, aku cinta air putih! segernya itu loh, kayak sumber mata air dari pegunungan! wkwk ada juga penjual kopi, teh, cendol dawet, popmie, dan jagung bakar yang bisa kita nikmati dikawasan ini. Disediakan juga makanan khas daerah Magelang yang diletakkan pada tampah-tampah dan bisa diambil menggunakan kertas minyak yang sudah ada.
Ngopi kuy
Signature of Hari Minggu
Selesai ngopi-ngopi dan main tamagotchi たまごっち kami turun menuju parkiran untuk beranjak pulang, saya pribadi sangat senang bisa terlibat dalam kegiatan ini, hanya ini yang bisa dilakukan gadis kecil sepertiku 👧 dan kalau bukan kita, siapa lagi yang akan turun tangan menanam pohon dihutan, masa ya mereka tumbuh sendiri, sebab aku tidak suka sendiri :( kami beranjak pulang sambil membayar parkir motor yang hanya Rp. 2.000 saja, seluruh kegiatan gratis! cukup luangkan waktu dan perhatianmu kepada alam, maka alam akan memberi apa yang kamu butuhkan. Sekian, jangan bosan berjalan. See u gan! 🌱

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe