Pendakian Gunung Merbabu via Grenden

September 04, 2016

Gunung Merbabu, yhaa gunung yang sekarang punya banyak jalur baru yang viewnya benar benar memanjakan. Kali ini aku akan menceritakan perjalanan mendaki gunung merbabu via Grenden, Pogalan, Pakis Magelang. Untuk menuju Grenden, kita bisa melewati ketep pass ikuti saja ke arah kopeng, setelah melewati gerbang pendakian suwanting masih ikuti jalan dan di kanan jalan akan ada petunjuk Grenden yang terpampang besar. Jika dari arah kopeng maka menuju arah ketep dan gapura Grenden akan ada di kiri jalan.

Gapura Grenden
Pendakian kami mulai hari Sabtu, 3 September 2016. Kami berangkat dari Jogja dengan 3 personil, aku, Mas Aji, dan Tri Yuniarti. Kami berangkat pukul 10.30 dan sampai basecamp Grenden pukul 11.30. Di Grenden ini terdapat beberapa basecamp. Kalau tidak salah ada basecamp 1 - basecamp 10. Kami memilih basecamp yang paling ujung. Ketinggian basecamp Grenden adalah 1457 mdpl. Sampai di basecamp kami disambut ramah oleh pengelola, kami diberi suguhan teh hangat dan beberapa camilan sambil mendengarkan cerita tentang jalur pendakian via Grenden ini. Kami memulai pendakian pukul 12.15.

Basecamp - Pos 1 ( 1723 mdpl )
Trek dari basecamp menuju pos 1 adalah jalan setapak, sewaktu kami mendaki jalan sedang tahap renovasi. Di sekitar kita bisa melihat ladang warga yang ditanami berbagai sayauran seperti sawi, kubis, daun bawang, cabai dan bermacam-macam lainnya. Grenden ini juga merupakan tempat wisata, ada camp ground dan jembatan hati yang bisa dinikmati dengan panorama hutan pinus yang eksotis. Beberapa saat kemudian kami sampai di gerbang pendakian. Gerbang ini juga sekaligus TPR untuk pengunjung yang akan berwisata di hutan pinus maupun jembatan hati. Warga setempat sangat ramah dan antusias menerima tamu pendaki seperti kami. Jalur selanjutnya kami mulai memasuki hutan pinus. Pada siang hari saja hutan pinus disini sudah berkabut, menurut info warga jalur grenden memang sering berkabut yang menjadi ciri khas tersendiri. Jalur masih cukup landai sambil menikmati wisata pinus yang ada di sekeliling, pada persimpangan akan ada petunjuk jembatan hati. Kami memilih lanjut perjalanan, 45 menit kemudian kami sampai di pos 1. Tanda pos 1 adalah sebuah bangku yang bisa digunakan untuk beristirahat.

Pos 1 - Pos 2 ( 1883 mdpl )
Pukul 13.15 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Trek masih hutan pinus berkabut yang terus menyelimuti sepanjang jalan sehingga terasa sangat sejuk meskipun berjalan siang hari. Kicauan burung juga mulai bersautan mengiringi perjalanan kami. Tidak lama kemudian kami sampai pada pos bayangan 1. Pos bayangan 1 adalah area terbuka yang cukup luas dan bisa digunakan untuk camping. Pohon pohon pinus yang tinggi menambah kenyamanan pemandangan berada disini. Lanjut perjalanan, trek yang kami lalui masih relatif landai, saat itu cuma kami bertiga yang mendaki disini. Belum kami jumpai pendaki yang lain. Sekitar 20 menit kemudian kami sampai di pos Lawu atau pos 2. Pos ini bisa digunakan untuk camping sekitar 3 tenda ukuran sedang. Dari sini pemandangan sangat indah dan masih dimanjakkan dengan pohon pohon pinus yang menjulang. Kami berhenti sejenak untuk beristirahat menikmati suasana.

Pos 2 - Pos 3 ( 2357 mdpl )
Perjalanan menuju pos 3 adalah yang terpanjang menurutku, entah karena sudah capek atau memang jaraknya yang lumayan hehe. Trek sudah mulai bervariasi dengan tanjakan tanjakan dan sudah mulai memasuki vegetasi hutan. Sangat terasa bahwa suhu disini begitu lembab. Sinar matahari hampir tidak menembus celah celah pepohonan. Kami berjalan beriringan, kabut yang turun semakin tebal dan kami belum bertemu dengan seorangpun pendaki lain. Kami hanya berjumpa dengan bapak bapak warga lokal yang baru turun dari puncak kentheng songo. Vegetasi pohon mulai berganti dengan pohon yang ditumbuhi lumut hijau, menambah tropis keadaan di sekitar kami. Jalan kami mulai melambat dan banyak break. Kami menjumpai pos bayangan 2 disini. Berarti jalan menuju pos 3 sudah tidak terlalu jauh. Kami optimis dan terus melanjutkan perjalanan. Trek sudah semakin menanjak dan mulai sedikit bonus. Tidak seperti jalur di pos sebelumnya. Kami berencana akan camp di pos 3 jika sudah terlalu sore. Akhirnya setelah cukup lama mengejar pos 3, kami sampai di pos ini sekitar pukul 16.00.
Pos 3 adalah tempat camp yang disarankan oleh pengelola basecamp. Karena ada sumber mata air yang dialirkan melalui pipa oleh warga sekitar. Pos 3 bisa menampung sekitar 20 tenda ukuran sedang. Karena saat itu cuma ada kami bertiga jadi kami bebas memilih tempat camp. Kami mendirikan tenda dekat dengan jalur, berharap ada pendaki lain yang sampai kesini. Setelah mendirikan tenda kami memasak dan ngobrol menunggu waktu isya untuk setelahnya segera beristirahat. Suasana malam disini sangat asri. Banyak suara burung berkicau yang menemani malam kami. Sekitar pukul 22.00 hujan turun dan kami sedikit terjaga agar air hujan tidak menembus dalam tenda.

Pos 3 - Pos 4 ( 2597 mdpl )
Sepanjang malam menjelang pagi, kami mendengar ada langkah-langkah dan suara pendaki. Ada suara pendaki yang mendirikan tenda di dekat kami. Ada juga yang hanya singgah untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan / tiktok. Pagi harinya, kami bangun pukul 05.00 dan mulai memasak untuk sarapan pagi. Kami sengaja tidak summit pagi pagi karena target kami hanya sampai puncak kendi kencono. Pagi itu kami memasak nasi dan sayur asam. Lumayan untuk mengisi perut. Setelah dirasa cukup kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak kendi kencono. Kami hanya membawa bekal air minum dan makanan kecil saja. Trek menuju pos 4 terus menanjak. Hampir tidak ada bonusnya. Di awal perjalanan kami melewati hutan lumut yang sangat lembab dengan jalan yang sempit dan bisa dilewati satu orang saja. Hutan lumut ini termasuk cukup luas dan aku merasa seperti mendaki gunung latimojong di Sulawesi karena keberadaannya. Berdasarkan informasi hutan lumut ini tumbuh secara alami dan hanya ada di jalur grenden. Setelah melewati hutan lumut, vegetasi mulai berganti dengan hutan mati. Hutan mati adalah area pepohonan luas yang terbakar sekitar setahun yang lalu sehingga menyisakan pohon pohon kering tanpa daun. Di hutan mati ini kita bisa menyaksikan betapa dahsyat kebakaran yang terjadi di gunung merbabu sehingga menghabiskan lahan seluas ini. Hutan mati ini khas dengan kabutnya yang hampir selalu menyelimuti. Jalur yang kami lewati terus menanjak sambil sesekali terlihat sabana jauh diatas sana dan view kota di belakang kami. Sekitar satu jam berjalan kami sampai di pos 4. Pos 4 merupakan dataran yang tidak terlalu luas bisa menampung 2 tenda kapasitas sedang namun area sudah cukup terbuka, sehingga pendaki harus mewaspadai angin yang bertiup disini.

Menuju Pos 4

Hutan Mati
Pos 4 - Puncak Kendi Kencono ( 2878 mdpl )
Menuju puncak kendi kencono, setelah pos 4 jalan masih melewati hutan mati dengan sesekali terlihat view tebing tebing gunung merbabu. Disini kita akan menemui pertigaan, namun sudah ada petunjuk arah yang ditempelkan warga. Pilih jalur berundak arah kiri yang sudah dibuat oleh pengelola. Selanjutnya setelah hutan mati, akan terlihat sabana yang cukup luas, meskipun tidak seluas sabana jalur suwanting. Sabana yang luas akan kita temui setelah puncak kendi kencono. Panorama disini sangat indah. Sabana yang mulai menguning dan hembusan angin yang meniupnya, menambah keindahan jalur merbabu via grenden. Terus berjalan, akan terlihat tebing gunung merbabu lain yang dipisahkan oleh jurang yang dalam. Dari sini kita bisa melihat camp ground yang terisi cukup banyak tenda. Berdasarkan informasi itu adalah jalur Endakan. Kapan kapan boleh lah dicoba, hehe. Kami terus berjalan sambil sesekali mengambil foto. Hampir mendekati puncak, jalur mulai berubah, terdapat beberapa bebatuan dan kiri kanan adalah jurang. Jadi harus waspada yaa.. Sekitar pukul 10.00 kami sampai di puncak kendi kencono, kami pun beristirahat cukup lama sambil memandang trek berikutnya. Untuk menuju kentheng songo, kita harus melewati 5 bukit sabana dengan jarak tempuh kira kira satu jam. Di jalur menuju kentheng songo, trek akan menyatu dengan jalur suwanting. 


Sabana Grenden
Puncak Kendi Kencono
Setelah cukup lama di puncak, kami turun setelah adzan Dzuhur. Sampai pos 3 kami hanya makan camilan saja dan bersiap siap turun ke basecamp. Pukul 14.30 kami mulai perjalanan turun dan sampai basecamp kembali pukul 17.00 dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Terimakasih kepada Allah SWT, orangtua, tim dan pengelola basecamp yang sangat baik yang sudah menawarkan kami ojek turun dari gerbang tapi kami menolak, hehe bukannya apa apa cuma rasanya ingin menuntaskan jalan sampai ke basecamp. Semoga jalur pendakian grenden makin ramai dan lestari. Sampai jumpaaa ^_^

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe