Bali Lantai Dua

January 06, 2020

Selamat tahun baru 2020 🎉
Semoga menjadi tahun yang lebih baik, aamiin. Kali ini saya bukan bercerita tentang pendakian, karena musim hujan euy halah alasan klasik, karena libur tahun baru kali ini saya memutuskan untuk backpacker ke Banyuwangi & Bali bersama sahabat saya Zahra.
Bali lantai dua
Selasa, 31 Desember 2019
Pagi-pagi sekitar jam 6 Zahra sudah sampai dirumahku, aku baru saja selesai mandi hahaha, belum sarapan dia sudah urbanisasi dengan kopernya yang kotak itu. KOPERRRR kenapa sih kamu harus kotak? wkwk, kami sarapan terlebih dahulu sambil minum teh. Setelah selesai, kami berang-berang  makan cokelat (berangkat) ke stasiun Lempuyangan dengan grabcar, sambil menunggu di depan pasar, kami memesan nasi untuk bekal makan siang di kereta, maklum perjalanan ke pulau Jawa paling timur ini memakan waktu sekitar 13 jam. Aduh bisa kaku di kereta dong kayak kanebo kering ~ kami memesan nasi rames, aku dengan porsi sedang dan Zahra tentu saja porsi luduk (keyword : luduk) ✌ Grab belum datang juga, sembari menghitung estimasi perjalanan ke stasiun Lempuyangan, semoga tidak macet Gusti 😇 kami langsung melambaikan tangan ketika melihat ciri-ciri orang kasmaran mobil grab itu, driver bertanya, kereta jam berapa mbak? kujawab, 07.20 Pak. Lalu Waduh mepet banget ini mbak, kalo pesen dari jam 06.30 tadi seharusnya aduh adek deg-degan dong Bang! Otakku langsung mencari ide kalo ketinggalan kereta harus naik bus ke Surabaya lanjut kereta atau bus lagi atau baling-baling bambu atau tidak sama sekali, PANIK!

Setelah otw agak ngebut sambil cerita-cerita kalo mobil bapaknya habis selip di Kulonprogo, waduh
kami sampai di dekat stasiun, ndilalah kok kena palang pintu kereta segala, kan deg-degan ya adek tu. Saya dan Zahra langsung bersiap berlari dengan koper kotaknya, sambil lari saya bertanya cetak tiket dimana ya cetak tiket oh kelewatan mbak disitu. Segera saya cetak tiket dan persiapkan ktp, lalu kami masuk ke pemeriksaan tiket, dimarahin dong sama petugasnya, kok ya baru datang! saya cuma bisa bilang hehehe sambil terus berlari tak kenal patah hati . Masuk kereta Sritanjung ngos-ngosan, kami langsung menuju tempat duduk sheet 2 alias versi saya ini untuk orang introvert, wkwk yaudah sih daripada di lempengan kereta penghubung gerbong.

Surabaya Gubeng
Perjalanan terasa sangat panjang seperti kesabaran kadang saya tinggal tidur, tapi masih di kereta, saya makan minum masih di kereta, saya tengok pemandangan juga masih di kereta ya kali kalo diluar kereta lu gogrok bambang!
Setelah melewati senja, kopi, asam lambung, promag kami sampai di stasiun Banyuwangi Kota sekitar pukul 20.30
Kami menuju tempat penyewaan motor bukan alex dan segera berangkat menuju pelabuhan Ketapang. Opsi kedua pada perjalanan ini kalo penyeberangan penuh, kami akan putar balik dan menginap di Banyuwangi. Tapi ternyata, KOK SEPI?! *jangan joged jangan joged* hanya beberapa orang yang menyeberang ke Gilimanuk saat itu, terasa syahdu dan lapar.
Pukul 23.30 WITA kami keluar dari kapal dan menuju penginapan tidak jauh dari situ. Sebut saja hotel S, kami segera check-in dan mencari makan didekat penginapan.

1 Januari 2020
Dini hari saya terbangun beberapa kali, ada yang salah dengan kasur ini, saya biduran! Tidak beberapa lama kemudian disusul muntah-muntah yang tidak ada habisnya, Ya Allah tolong Baim, yaelah saya kan bukan Baim tapi Hayati, ulang ulang, ya Allah tolong Hayati :'( pukul 01.00 pagi saya mandi, eh busetttt ritual atau apa ini. Saya membayangkan bagaimana menjalani liburan dengan kondisi tidak fit seperti ini, petualang juga bisa tumbang. Pukul 06.00 saya dilarikan ke Puskesmas Malaya II, dan dokter 24 jam memeriksa, oke penyakit umum tekanan darah rendah dan asam lambung naik, segeralah dokter memberi resep obat. Setelah periksa, segera kami berangkat menuju Danau Beratan sambil mencari sarapan, kami melewati jalan Singaraja - Gilimanuk yang panjang sekali kemudian berbelok ke Bali lantai dua menuju Jl. Raya Insakan yang saya baru lewat pertama kali ini, wkwk jalanan naik turun kalo versi Jogja ya ini Gunungkidul 🌄
Sampai di Danau Beratan lagi-lagi saya ketiduran sambil duduk, entah untuk keberapa kalinya. Cuaca hujan dan memaksa kami mencoret beberapa destinasi selanjutnya yang ada dalam list, dengan modal jas hujan tebu yang belum kering, kami mampir ke daerah Tabanan lainnya, sampai sore hujan tak kunjung reda, karena takut kemalaman lewat Bali lantai 2, kami kembali ke hotel melewati jalur selatan yang ternyata juga panjang sekali seperti apa yang pernah kita lewati, eh.

Pura Ulun Danu Beratan
Sepanjang jalan kenangan pulang menuju penginapan kami kelaparan dan sisa uang tinggal tidak seberapa padahal perjalanan masih jauh. Mampirlah kami di warung ayam-ayam cepat sajikuuuu serupa olive versi daerah Jembrana, dengan lahap Zahra mengambil beberapa centong nasi, beberapa gan! Sedangkan aku hanya seberapa wkwk karena sobatku yang satu ini memang pecinta nasi 🍚 sambil makan terdengar anjing-anjing Bali berlarian diluar sambil sesekali masuk dan ada anak kecil didepan pintu, kalo dicaplok gimana Dik, berani amat kayak pawang 🐕

Setelah selesai makan dan sadar uang kami tinggal dua ribu rupiah, DUA sarimi isi duaaa 🍜 kami bergegas melanjutkan perjalanan yang rasanya jauh sekali seperti angan-angan wkwk, modal gps lagi tentunya sampai daerah dekat penginapan banyak bus pariwisata mengular mampir membeli oleh-oleh di ruko pinggir jalan, kami pun mencari jalan tikus untuk menuju penginapan.

2 Januari 2020
Pagi sekali kami bangun dan bersiap melanjutkan destinasi terakhir di pulau Bali karena siang nanti rencananya kami akan menuju Banyuwangi, tidak lupa kami mampir sarapan kesukaan alias ayam-ayam di daerah Gilimanuk yang tentu saja buka 24 jam, aduh ngga ngantuk apa bang, berasa ikan deh tyda bobok 🐟 selesai sarapan kami menuju wisata dekat sini, pelabuhan Lalang salah satu lokasi penyeberangan ke Pulau Menjangan. Akamsa (anak kampung sana) mendatangi kami dan memberitahu bahwa loket ke Pulau Menjangan buka pukul 07.30 WITA, okelah btw kami ngga berniat ke Pulau Menjangan kakak, cuma mau foto di pelabuhan ini, xixixi 😬 Bukan gimana-gimana, cuma takut tenggelam 🙆 pelabuhan yang indah menurut saya, ada dua jembatan bersebelahan dan tampak bukit bukit jauh disana dan juga perahu perahu yang digunakan untuk menyeberang.

Pelabuhan Lalang
Sapa nech

Setelah cukup banyak berfoto-foto kami kembali ke penginapan untuk packing dan checkout, dengan koper kotaknya yang tidak bisa dilipat seperti spongebob, Zahra mengemudikan vario menuju pelabuhan Gilimanuk, sampai tempat pembelian tiket, saldo e-money habis dong! Akhirnya Zahra dan Marcel (nama motor varionya) ngetem di palang pintu tiket sambil saya mengisi saldo e-money. Setelah mendapatkan tiket peyeberangan, Marcel hendak digas dan bmmmm, mogok gan tidak bisa distater, saya pun minta tolong pada orang-orang di sekitar, sambil rasanya ingin kubuang ke laut si Marcel tapi kok nyewaaaa. Oke setelah berhasil hidup kami masuk kapal selam dan siang ini parkiran kendaraan penuh, ada bus, delman, truk, helikopter bahkan pesawat luar angkasanya sandy yang putar balik di bulan waktu dikendarai spongebob dan patrick. Skip.

Perjalanan terasa cukup singkat kami duduk di kursi penumpang paling atas di luar karena cuaca cukup panas untung ada angin surga sepoy-sepoy jadi agak ngantuk ayam-ayam di kapal hehe.
Sampai di Ketapang Marcel tidak mau digas lagi dong, kami minta tolong pada bapak pedagang dan dengan baik hati beliau meninggalkan bawaannya yang setinggi cita-cita untuk menghidupkan marcel. Keluar dari pelabuhan Ketapang kami menuju penginapan di Banyuwangi, cukup dekat hanya 5 menit mengendarai motor, kami menginap di Puri Made Homestay II, bapak ibu disini sangat ramah, lokasi homestay juga strategis, banyak penjual makanan dan tentu kiblat wisata kita, Indomaret. Kami bersiap-siap menuju destinasi wisata selanjutnya yaitu Taman Nasional Baluran, mau syuting kayak Mba Raisa tapi jatuhnya jadi raiso (raiso; bhs jawa tidak bisa). Perjalanan sebelum sampai di Baluran kami mampir mencari makan di sebuah warung dan memesan rawon, asli ini  masaknya pake bumbu apa, enak bangeeeettttt! rasanya pengen bawa kokinya pulang atau mencuri resep rahasia seperti visi misi plankton ☺

Sampai di Baluran sekitar pukul 14.00 WIB kami takjub, bagus sekali karya Tuhan di Banyuwangi ini, sepanjang jalan banyak pohon-pohon, bunga-bunga, aku mau bobok-bobok.

Persahabatan bagai kepompong
Kami langsung menuju spot Mba Raisa syuting video klip, disana terdapat peringatan agar wisatawan tidak terlalu masuk ke dalam savana karena banyak ular kobra auto berdoa sambil foto sambil merinding. 

Waspada Ular
Petani Kentang
Setelah bertofo-foto kami menuju Pantai Bama yang masih satu kawasan dengan Baluran, kali ini masalah datang lagi, Marcel kehausan alias bensinnya ketip-ketip. aduh kalo mogok ditengah jalan di hutan banyak binatang gimana. Sedangkan tidak ada yang menjual bensin disana, akhirnya kami dibantu mas-mas penjaga pantai Bama dengan menyedot bensin dari motor mereka, wuih terimakasih banyak! 👳 Tidak berapa lama kemudian hujan turun, kami berteduh di pendopo sambil ngantuk ayam-ayam lagi, disini listrik masih menggunakan diesel sehingga tidak 24 jam hidup, kata ibu warung hanya sejak pukul 18.00 saja karena PLN belum masuk, kesini PLN kesini! suara hati ini memanggil namamu.

Syahrini lagi di Bora-bora
Sore tiba, kami tidak berani terlalu malam keluar dari sini, segera kami minta tolong mas-mas yang punya kawasan untuk menghidupkan Marcel dan kami bergegas pulang untuk mengembalikan motor sewaan ini. Sepanjang jalan hujan terus-menerus, sangat dingin kayak sikapku kalo lagi ngambek sama kamu. Kami berhenti sejenak di pom bensin, dan tiba-tiba Marcel yang sejak seharian mogok, mau distater lagi! Alhamdulillah, kamu akan kembali dalam keadaan sehat nak wkwk. Kami bergegas mengisi bensin Marcel biar tidak dehidrasi dan segera mengembalikannya.

3 Januari 2020
Petualangan gabut ini selesai, pagi-pagi sebelum fajar menyingsing kami meninggalkan homestay dan berjalan menuju stasiun Ketapang, jarak sangat dekat sekitar 8 menit berjalan. Kami membeli sarapan di depan stasiun dan Zahra tentu saja membungkus nasi untuk makan siang di kereta, dan aku sebiji kerupuk yang ku simpan di tas kamera. Perjalanan terasa lebih cepat, kami melewat dua terowongan sebelum masuk daerah Jember, sampai di Surabaya Gubeng break lagi untuk ganti lokomotif dan spare waktu ini bisa dimanfaatkan untuk ibadah, ah aku cinta Sritanjung!
Pukul 19.30 kami sampai di Yogyakarta dengan sehat, selamat dan stok foto >200 wkwk, sampai jumpa di perjalanan berikutnya, jangan bosan berjalan 💃

Share cost (dibagi 2 orang) :
Kereta Sritanjung tercinta PP Rp. 188.000
Tiket kapal & Marcel PP Rp. 24.000
Sewa motor 2 hari Rp. 85.000
Hotel Bali 2 hari  Rp. 114.000
Homestay 1 hari Rp. 39.000
Uang makan Rp. 100.500
HTM Bedugul Rp. 30.000
Baluran & Marcel Rp. 18.500
Bensin 3x beli  Rp. 50.000

Total Rp. 649.000

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe