Perbedaan Mendaki Siang dan Malam Hari
December 18, 2015
Mendaki. adalah olahraga yang dikategorikan olahraga berat, mendaki membutuhkan stamina yang fit, keyakinan, tolong menolong dan rendah hati. dalam mendaki banyak hal yang harus dijaga, seperti kesehatan, perilaku, dan asupan makanan. pendakian di gunung - gunung Indonesia banyak dilakukan pada siang hari namun banyak juga yang mendaki pada malam hari. lalu apa saja tips mendaki siang dan malam itu?
Pendakian Siang Hari
1. Panas matahari
pada saat siang pagi menjelang siang ataupun siang menjelang sore, tentu terik matahari akan menjadikan perjalanan menjadi panas, sehingga akan banyak berkeringat dan haus. hal ini sering dikeluhkan para pendaki, entah yang takut kulit berubah warna, atau mudah dehidrasi. dan saat itulah pendaki akan banyak membutuhkan minuman sehingga persediaan minuman harus lebih dari cukup untuk pendakian pada siang hari.
2. Rute / Trek jelas
Jalur gunung adalah jalur yang tidak bisa diduga, apalagi jika kita pertama menjajaki gunung tersebut. meskipun sudah ada pedoman peta, namun ada kemungkinan pendaki tersesat, seperti jalur bercabang, kelelahan, dan kurangnya penerangan. pendakian pada siang hari tentu sangat membantu karena kita bisa melihat langsung jalur pendakian. sehingga kemungkinan tersesat menjadi lebih kecil dibandingkan malam hari.
3. Kaya Oksigen
Pada siang hari tumbuh tumbuhan membutuhkan banyak karbondioksida dan sedikit oksigen, jadi apabila kita berteduh di bawah pohon pada siang hari akan terasa sejuk. Di pegunungan tentu kita akan menjumpai banyak pohon dalam hutan yang rimbun, jika kita mendaki pada siang hari tentu udara akan sangat segar karena kaya akan oksigen yang dihasilkan olah tumbuh tumbuhan sekitar kita. hal ini baik untuk sirkulasi pernafasan saat mendaki.
Pendakian Malam Hari
1. Tidak Ada Matahari
Menjelang malam hari saat matahari sudah terbenam, pendakian akan membutuhkan bantuan lampu senter, headlamp, dsb. Hal ini karena tidak adanya sinar matahari yang bermanfaat untuk penerangan. Tentunya kita butuh estimasi berapa lama senter bisa digunakan dan berapa lama perjalanan, karena akan berbahaya jika kita tidak membawa penerangan atau hanya mengandalkan cahaya bulan saja, padahal cuaca di gunung tidak bisa di prediksi. Syukur syukur jika saat itu bulan purnama dan langit cerah, tapi ketika langit berkabut, mendung dan bulan tidak terlihat maka pendaki akan lebih sulit dalam berjalan.
2. Rute / Trek Kurang Jelas
Tanpa peran sinar matahari, tentu rute atau trek pendakian lebih samar terlihat, karena kita hanya mengandalkan cahaya dari lampu senter. dan besar kemungkinan pendaki bisa tersesat apalagi jika jarak antar rombongan cukup jauh. Pada pendakian malam diusahakan rombongan merapat agar bisa memilih jalur yang benar. Banyak percabangan di gunung yang menuju pada jalan buntu, sungai, bahkan jurang. Perhatikan baik baik petunjuk, cocokan dengan peta dan jalur yang sekiranya banyak dilalui. Biasanya jalur yang banyak dilewati oleh pendaki lebih lebar dan tidak rimbun.
3. Oksigen Tipis
jika pada saat siang hari tumbuh - tumbuhan memerlukan banyak CO2 maka saat malam hari tumbuh tumbuhan memerlukan banyak Oksigen. Sehingga kita manusia yang juga memerlukan oksigen berebut dengan tumbuhan yang sekian banyaknya di dalam hutan di gunung. bayangkan saja Jika kita berada di bawah pohon pada malam hari tentu bukan kesejukan yang kita dapat justru bisa sesak nafas. tidak jarang pendakia akan lebih ngos-ngosan. Dampak lain kekurangan oksigen bisa menyebabkan terbatuk batuk dan sakit kepala.
Itu dia beberapa kelebihan dan kekurangan mendaki siang dan malam, tapi kenyamanan tiap orang berbeda jadi pilihan ada pada para pendaki yang penting yakin hehe sekian...
0 komentar