Pendakian Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik

August 03, 2015

Kali ini kami akan menceritakan pendakian gunung sumbing via dusun butuh kaliangkrik magelang. Gunung sumbing dengan ketinggian 3371 mdpl dikenal di kalangan pendaki dengan medan yang berat. Ada beberapa jalur pendakian, yang paling terkenal adalah Garung, wonosobo.
Kali ini aku bersama Abiyaksa, Ryan, dan Topik. Tanggal 25-26 Juli masih liburan idul fitri, kami merencanakan naik gunung sumbing. Rencana awal kami berangkat dari jogja pukul 09.00 tapi karena bla bla bla jadi kami berangkat pukul 11.00. lewat godean kami menuju arah Borobudur melalui kalibawang kulonprogo. Sekedar info rute ini memang dekat tapi nggak recommended kalo malem hari soalnya jalannya berliku banget. Tapi dari sini kita bisa menyaksikan pesona perbukitan menoreh. Oke pukul 12.00 kami break di sekitar Borobudur untuk makan. Lumayan dapet nasi padang buat amunisi naik nanti hehe. Pukul 13.00 kami melanjutkan perjalanan, bermodal gps kami melewati arah Borobudur dan setelah itu ada bundaran masih lurus sampe ada pertigaan dan ada plang ke kanan arah kaliangkrik. Kami ikuti saja arah itu sampe di barat pasar kaliangkrik ada pertigaan agak menanjak arah curug lawe, tinggal ikuti saja jalan yang menanjak. Masyarakat pasti sudah tau letak basecamp butuh.
Kami sampai di basecamp pukul 14.00 karena salah satu motor nggak kuat buat berboncengan jadilah aku jalan kaki dan udah ngos ngosan duluan.
Di basecamp saat itu ada beberapa kelompok pendaki yang akan naik sekitar 5 kelompok tapi sayangnya tidak ada cewek satupun. Dan aku sempat heran. Disini adalah rumah milik bapak kadus Pak Lilik yang open house untuk pendaki.  Di basecamp ini tidak dikenakan biaya registrasi, hanya mengisi buku tamu saja.

Basecamp – pos  1
Pukul 15.30 kami memulai pendakian. Jalur awal berupa jalan setapak yang juga digunakan oleh masyarakat setempat untuk bertani. Sekitar 10 menit melewati jalan berbatu kita akan bertemu pada trek yang berupa tangga. Nah semua berawal dari sini. Hahaha!! Sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan kebun teh di kanan dan kiri jalan. Ada juga beberapa bak penampungan air meskipun saat itu kosong. Dari sini kita bisa melihat kaldera puncak sumbing yang terasa begitu tinggi dan jauh. Trek berupa tangga ini seperti tak berujung membuat nafas cukup terengah engah dan kaki lemas. Semangaaat sebentar lagi pos 1. Dan beberapa kali kami break untuk mengatur nafas, satu jam kemudian kami sampai di pos 1 yang bertuliskan camp 1 di sebelah kanan jalan. Kami beristirahat sejenak, di camp 1 ini terdapat bak dengan air bersih yang bisa digunakan untuk minum dan sangat segar. Sehingga pendaki bisa mengisi air disini.

Pos 1 – pos 2
Lanjut, kami berjalan melewati kebun teh lagi tapi dengan trek yang lebih menanjak dan masih berupa tangga. Sayup terlihat matahari terbenam di sisi kiri kami cukup menghangatkan perjalanan sore itu. Trek semakin menjadi ketika kami melihat satu jalan yang sangat menanjak di hadapan kami. Kami melanjutkan perjalanan dengan pelan asal selamat, hehe. Setelah itu kami mulai memasuki hutan , kami berpapasan dengan beberapa rombongan yang sudah jalan duluan. Kami harus lebih berhati hati karena hari sudah gelap. Trek terus berupa hutan yang cukup rapat sampai di pos 2 atau di plangnya camp 2. Camp 2 ini terletak di sisi kiri jalan kami. Camp 2 tidak terlalu luas bisa digunakan untuk 2 tenda kecil saja. Kami berhenti di sini dan memasak jahe susu untuk menghangatkan perjalanan setelah ini. Udara mulai dingin dan kami harus mengenakan jaket. Kami break sejenak sambil menunggu adzan magrib.

Pos 2 – pos 3
Pukul 18.30 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Trek ini lumayan landai dan akan melewati beberapa sungai sehingga lumayan bisa mengendorkan otot kaki. Menuju pos 3 ini melewati punggungan bukit yang di kanan jalan terdapat jurang sehingga kita harus hati hati karena jalannya pun sempit dan ada beberapa yang tertutup semak semak.  Jalan masih landai kadang menurun. Selanjutnya kami menemukan beberapa sungai namun saat itu sedang kering karena musim kemarau jadi hanya batu batu besar yang berbentuk seperti air terjun yang membelah jalur. Sekitar 1 jam berjalan kita akan bertemu persimpangan yang apabila lurus akan sampai pos 3 dan ke kanan akan sampai basecamp sumbing via mangli. Di pertigaan ini lah pendaki jalur butuh dan mangli bertemu. Tidak lama kemudian kami sampai di pos 3. Kondisi pos 3 hampir sama dengan pos 2. Hanya bisa digunakan maksimal 2 tenda kecil dan tanahnya cukup miring namun disini hutan tidak serapat di pos 2 tadi. Kami berhenti sejenak untuk menikmati kerlip lampu kota magelang dan gunung gunung di sekitarnya.

Pos 3 – pos 4
Pukul 20.00 kami melanjutkan perjalanan. Rencana kami akan camp di pos 4 agar tidak terlalu jauh dengan puncak dan dapat spot bagus saat matahari bersinar esok hari. Karena pos 4 langsung menghadap ke timur sehingga kita bisa melihat deretan gunung lawu sampai ungaran. Trek awal menuju pos 4 masih berupa hutan yang cukup rapat dan mulai menanjak, di kanan jalan kami terdapat jurang sehingga penerangan harus benar benar on. Di satu jalan kami menemukan trek yang sempit dan harus berpegangan di dinding bukit, hampir mirip jembatan setan di merbabu namun lebih pendek. Trek selanjutnya masih relative menanjak dan kami menemukan sungai. Walaupun tidak terlihat alirannya tapi ada plang bahwa itu adalah sungai terakhir. Cukup lega rasanya mungkin sebentar lagi sampai camp 4. Disini kami masih bisa menyaksikan sisa kebakaran gunung sumbing beberapa waktu lalu. Setelah sungai terakhir medan mulai terbuka. Namun berdebu, sehingga harus mengantisipasi masker agar tidak sesak nafas. Pohon tunggal yang kami tuju belum juga terlihat, kami terus berjalan sambil sesekali mengeluarkan bekal untuk sekedar ngemil. Beruntung malam itu cuaca cerah dan bulan bintang terlihat jelas bertaburan diatas kepala kami. Kami melewati padang rumput yang cukup luas dan mananjak. Dari sini juga terlihat kaldera kawah gunung sumbing yang berbentuk tebing tebing tinggi atau puncak dari beberapa jalur. Sesekali kami break dan sekitar pukul 21.30 sampailah kami di pos 4 pohon tunggal. Akhirnya bisa beristirahat setelah sekian lama perjalanan kami, disana sudah berdiri 4 tenda. Pos 4 ini berupa padang rumput terbuka dan bisa diisi sekitar 6 tenda ukuran sedang. Kami pun segera membangun tenda dan menyiapkan peralatan untuk memasak soup malam ini dan beristirahat.

Pagi hari alarm membangunkan kami tepat pukul 05.00, aku melihat dari dalam tenda matahari mulai menampakkan siluet warna oranye kemerah merahan. Kami bersama sama menikmati matahari terbit dari camp 4. Subhanallah, dengan kerlap-kerlip lampu kota yang berselimut awan, ditambah pemandangan gunung merapi, merbabu, lawu, andong, telomoyo, ungaran. Semua tampak jelas dari sini dan membuat kami takjub.

Sunrise Pos IV
Pos 4 – puncak
Setelah menikmati sunrise, kami memasak sarapan pagi untuk melanjutkan summit ke puncak kawah dan puncak sejati. Pukul 07.00 kami meninggalkan tenda. Trek menuju puncak ini terlihat pendek tapi memakan waktu sekitar 2 jam. Semakin terik matahari, debu semakin bertebaran menganggu pernafasan kami. Kami bertemu dengan beberapa rombongan yang juga menuju puncak. Trek terus menanjak bercampur debu sampai pada pertigaan dimana jika ke bawah atau kanan akan menuju puncak kawah dan jika ke kiri atau lurus menuju puncak sejati. Kami berencana ke puncak kawah dulu, kami menuruni tebing yang cukup curam dan sampai di sabana yang rumputnya sangat lebat berwana kekuningan. Di kanan jalan sabana ada sebuah goa yang menurut informasi goa tersebut sangat dalam. Kami melintasi sabana dan bertemu dengan rombongan lain dari jalur cepit.

Sabana
Sekitar satu jam kemudian kami sampai di puncak kawah, tidak jauh dari sini terdapat sebuah makam. Di puncak kawah ini tercium aroma belerang yang cukup kuat dari beberapa spot yang masih mengeluarkan asap dan uap air dan bongkahan batu besar. Kami tidak berlama lama disini, kami segera kembali ke pertigaan dan melanjutkan perjalanan ke puncak sejati.

Kawah Gn. Sumbing

Menuju Puncak Sejati
Puncak Sejati
Kami kembali ke jalur yang kami lewati tadi, naik menuju persimpangan arah puncak dan berjalan ke arah kanan. Sambil sesekali minum bekal nata de coco, kami dapat melihat pemandangan gunung sindoro dan gunung prau dari belakang tebing. Jalan menuju puncak sejati cukup sempit hanya bisa satu orang bergantian dengan tebing curam di sisi kiri. Sekitar setengah jam berjalan, kami melihat satu rombongan berfoto foto di atas dan akhirnya sampailah kami di puncak sejati gunung sumbing. “Alhamdulillah” lalu kami beristirahat dan mengabadikan momen dengan lensa kamera.

Puncak Sejati
Pukul 11.00 kami turun ke pos 4 tempat kami mendirikan tenda dan memasak untuk makan siang. Sambil beristirahat dan tidur siang, kami membereskan perlengkapan masing masing. Pukul 15.00 usai tidur siang kami memutuskan untuk turun agar sampai basecamp tidak terlalu malam. Sebelum turun kami berdoa, dan berjalan beriringan. Di sore hari pemandangan yang semalam gelap terlihat jelas, pemukiman penduduk dan lereng lereng gunung, serta sungai di gunung sumbing terlihat begitu indah. Kami sempat menghemat air karena hampir kehabisan, untung saja segera sampai pos 1 untuk mengisi air. Lalu kami melanjutkan perjalanan dan pukul 17.30 sampai di basecamp Pak Lilik. kami segera beristirahat dan memesan teh hangat + pisang goreng untuk selanjutnya kembali ke Yogyakarta. Thanks Allah swt, abiyaksa, ryan, topik  this is my unforgettable Mt. Sumbing!! :)

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe