Tektok Gunung Lawu via Cemoro Kandang

December 14, 2024

Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu C nya adalah ceblok 😹 yah artikel ini ditulis ketika break pendakian sekitar 2-3 bulan dan sudah bisa mengetik dengan cepat. 
Lawu dan segala kenangan 🥀
12 Oktober 2024
Saya dijemput seleb klisat, Kak Kisya sekitar habis maghrib untuk otw ke basecamp cemoro kandang dengan scoopynya yang sudah diservice 😅 kami berencana naik berempat dengan personil lain Farhan dan Mbak Diyah. Kami bertemu Farhan di Prambanan dan dia membawa motor pegelnya. Jalan cukup lancar sampai memasuki Surakarta, tentu saja dengan google maps 😂 daerah timur bukan teritorialku jadi tidak hafal 🤣 sekitar jam 23.00 kami sampai di alun-alun karanganyar dan mampir makan pecel lele yang lelenya dua itu sambil menunggu Mbak Diyah yang baru otw dari Purwosari. Satu jam menunggu sambil tidur-tiduran di masjid sebelah alun-alun, Mbak Diyah datang. Di perjalanan ke basecamp kami mampir indomaret untuk membeli logistik.
13 Oktober 2024
Sampai di basecamp cemoro kandang sekitar jam 02.00 dini hari, kami parkir motor kemudian menuju warung depan basecamp yang masih buka. Sekedar memesan kopi dan camilan sambil menunggu pagi untuk memulai tektok. Btw kenapa cemoro kandang? Karena tektok kali ini juga dalam rangka remidi 🤫 trauma jalur cemoro sewu yang berbatu-batu itu, kata seleb klisat. 
Basecamp - Pos 1 (1 jam)
Setelah registrasi dan berdoa kami memulai pendakian. Pagi itu tidak banyak rombongan pendaki yang naik lewat cemoro kandang. Kami hanya bertemu 2 rombongan itu pun ke kawah condrodimuko. Jalur menuju pos 1 masih bersahabat, banyak landainya. Kalo banyak rindunya kamu 😸 sepanjang jalur juga terdapat hutan yang rimbun menambah vibes payung teduh perjalanan ini. Pos 1 bernama tamansari bawah, disini terdapat warung tapi saat itu belum buka, asiq duluan akuuuu~ sesekali jadi morning person boleh dong 🌄
tangi cah
Pos 1 - Pos 2 (45 menit)
Menuju pos 2 jalur mulai sedikit menanjak tapi tetap banyak landainya. Vegetasi menuju pos 2 mayoritas pohon akasia yang kalo kena angin berbunyi kretek-kretek. Yakalo bunyi halodek beda lagi 🏃 pos 2 juga merupakan jalur menuju kawah condrodimuko, meskipun jalurnya cukup curam, tapi disediakan 3 tali webbing untuk turun ke kawah. Seperti yang banyak kita lihat di tiktok antrian turun kawah sehype itu 🤩 padahal jalurnya ngeri. Sekitar jam 07.00 pagi kami sampai di pos 2 dan warung sudah buka 🥳 disini juga terdapat shelter untuk berteduh. Karena kurang tidur, teman-teman tidur sampai hampir 1 jam lamanya 🥴
pos ✌
Pos 2 - Pos 3 (2 jam 15 menit)
Setelah membangunkan teman-teman, kami melanjutkan perjalanan sekitar jam 08.00. Jalur ke pos 3 ini awalnya melipir dengan jurang di sebelah kiri. Kemudian berbentuk zig-zag yang seperti tidak ada habisnya 🤣 ada jalur trabasan ditengahnya tapi sangat menanjak, akhirnya kami memilih jalur zig-zag yang landai meskipun agak memutar jauh. Disini kami bertemu dengan rombongan dari Bojonegoro. Karena mau p balap sudah lelah yasudah adu nasib saja 🤣 sampai pos 3 ada beberapa pendaki yang sudah turun, mereka camp sejak hari kemarin. Disini juga terdapat warung yang berjualan cukup lengkap. Termasuk mendoan dan semangka kesukaanmu itu 🍉
cape dikit ga ngaruh
Pos 3 - Pos 4 (2 jam)
"cuma 40 menit mbak" kata teman-teman pendaki yang turun sebelum kami sadar bahwa segala yang kau ucap bohong 😩 dari pos 3 jalur mulai terbuka dan hamparan edelweiss terlihat dimana-mana. Dari kejauhan juga tampak sabana dan jalur lain tapi entah itu jalur mana. Mau mendekat jauh 😸 berpacu dengan melodi waktu siang itu sudah menunjukkan jam 12.00 tapi kami belum juga sampai di pos 4. Semua pendaki yang kami temui saat itu turun, yang naik cuma kami berempat 🥴 menjelang pos 4 jalur mulai menanjak dan berbatu, keberadaan warung disana menyemangati kami untuk segera sampai. Tapi sayangnya saat di pos 4 warung sudah tutup. Jadilah kami break sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.
cantik se-NKRI
markipang, mari kita nampang
Pos 4 - Puncak (1 jam)
Berjalan dari pos 4 kami melipir perbukitan dengan view terbuka. Jalur yang begitu indah 🥺 meskipun tampak masih jauh 🤣 dari bukit pertama kita akan menemukan jalur menurun menuju bukit berikutnya, kemudian ada spot foto bagus dibawah pohon tapi yang foto cuma aku doang 😹 
📷
Pecel mbok yem sudah melambai-lambai membuat kami ingin segera sampai. Jalur mulai bercabang, ada dua arah ke kiri dan kanan. Jalur ke kiri menuju pos 5 dan puncak dengan agak landai tapi memutar sedangkan kanan melewati geger boyo. Saya menunggu teman-teman di persimpangan dan memilih arah kanan. Whooop!! Benar kata orang-orang yang sudah turun, jalur ini cepat untuk naik tapi bahaya untuk turun. Bayangkan naik bebatuan halus kalo posisi hujan. Penak turu 🐑 tepat pukul 14.00 akhirnya saya sampai di puncak hargodumilah, alhamdulillah cuaca saat itu sedang cerah-cerahnya. Disusul Farhan dengan jarak tidak begitu lama, lalu Kak Kisya dan Mbak Diyah satu jam kemudian.
p bengong
puncak hargodumilah
Sat-set foto di puncak kami memutuskan turun lewat jalur cemoro sewu 🥺 dari sinilah semua terjadi 😂 sebelum turun kami mampir dulu ke warung Mbok Yem untuk makan nasi pecel. Sore itu warung cukup ramai tapi makanan dihidangkan dengan cepat. Jam menunjukkan pukul 16.15, kami harus segera turun sebelum gelap. Kami beranjak dari hargo dalem menuju pos 5 cemoro sewu. Disana kami mampir membeli air mineral untuk perbekalan turun. Sekitar jam 16.45 kami terpisah, saya dan Farhan jalan duluan sementara Kak Kisya dan Mbak Diyah tiba-tiba mau buang air kecil dan menyusul cukup lama. Saat itu langit mulai mendung. Tepat pada saat adzan maghrib sekitar jam 17.30 saya dan Farhan bersama 9 orang dari Sidoarjo sampai di pos 3. Kami berhenti sebentar tapi Kak Kisya dan Mbak Diyah tidak juga nampak. Saya mulai khawatir karena jalur menurun di sekitar pos 4 curam, apalagi kalo malam. Sambil menunggu adzan berkumandang, saya dan Farhan turun pelan-pelan menuju pos 2 untuk lanjut menunggu teman-teman disana. Tidak sampai 5 langkah turun, saya jatuh ke jurang persis dibawah tikungan pos 3 😅 tidak lari dan tidak tersandung apapun, mungkin memang sedang saatnya kena musibah. Saya jatuh begitu cepat sampai sekitar 3 meter kebawah. Farhan langsung histeris dan mencoba menolong meskipun beberapa kali gagal karena cukup dalam. Kemudian teman-teman dari Sidoarjo juga berusaha mengambil saya dari jurang. Akhirnya saya bisa diangkat dan duduk di tepi jalur. Sementara itu tangan kiri saya sudah bengkak dan tidak bisa bergerak, melepas gelang pun sudah tidak bisa 😂 lalu Farhan membantu membungkus tangan saya dengan kaos yang ada. Saya dibantu turun ke pos 2 pelan-pelan sambil menahan rasa sakit dan air mata yang tidak bisa berhenti 🤧
Sekitar 1,5 jam menunggu teman-teman di pos 2, mereka baru sampai jam 19.30, ternyata Kak Kisya juga jatuh di pos 3 dengan luka berdarah di kakinya. Saya yang diberi obat nyeri oleh ibu warung pos 2 sudah merasa lumayan membaik. Harapan kami semua saat itu semoga cuma kesleo dan tidak ada retak. Jam 20.00 salah satu teman dari Sidoarjo tidak kuasa melihat saya menangis 🥺akhirnya mengajak rombongannya untuk bersiap-siap turun. Semesta ikut berduka, dua kali di jalur kami terkena hujan lokal sementara di basecamp dan lokasi lainnya tidak turun hujan. Lama menuruni jalur karena pelan dan beberapa kali break, akhirnya kami sampai di basecamp cemoro sewu jam 23.00. Yhaaa, se-lama itu 😳 teman-teman langsung mengambil motor yang ada di cemoro kandang dan membawa saya ke rumah sakit di Solo untuk rontgen. Qadarullah ternyata tulang tidak retak, tapi patah 😅 yang mengharuskan saya operasi dan menepi dari pendakian selama beberapa bulan kedepan. Terimakasih untuk tim saya selama di lawu, jangan trauma teman-teman, hal baik dibalik ini semua lebih banyak daripada buruknya ☺️ terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman pendaki Sidoarjo yang mengawal kami sejak jatuh sampai ke basecamp dengan selamat. Till we meet again on the mountain! ⛰️

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe